BAB
I
PENDAHULUAN
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan kartografi?
2. Apakah
fungsi dan manfaat peta?
3. Apakah
yang dimaksud dengan kordinat peta?
4. Apasajakah
macam-macam proyeksi peta?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan kartografi
2. Untuk
mengetahui fungsi dan manfaat peta
3. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan kordinat peta
4. Untuk
mengetahui macam-macam proyeksi peta
D.
Manfaat
1. Dapat
memahami apa yang dimaksud dengan kartografi
2. Dapat
mengetahui fungsi dan manfaat peta
3. Dapat
memahami apa yang dimaksud dengan kordinat peta
4. Dapat
mengetahui macam-macam proyeksi peta
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
KARTOGRAFI
1.
Pengertian
Kartografi
Kartografi
adalah suatu tekhnik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan
memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh permukaan
bumi,atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk yang dapat
mudah diobservasi ,sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi.
2.
Kartografi
Menurut Para Ahli
a. Menurut Taylor,
mendefinisikan kartografi sebagai organisasi, presentasi, komunikasi dan
penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis, digital atau format nyata. Hal
itu dapat meliputi semua langkah-langkah dari persiapan data sampai ke
penggunaan akhir dengan penciptaan peta-peta dan hasil-hasil yang terkait
dengan informasi spasial. Dengan arti lain dikatakan kartografi adalah
pembuatan data spasial yang dapat diakses, menekankan visualisasinya dan
memungkinkan berinteraksi dengannya yang berhubungan dengan masalah-masalah
geospasial.
b. Menurut ICA, Kartografi adalah seni,
pengetahuan teknologi tentang pembuatan peta-peta sekaligus mencakup setudinya
sebagai dokumen ilmiah dan hasil kariya seni.
c.Menurut
Rystedt B, kartografi adalah disiplin ilmu yang menyatukan antara peta dan
pemetaan. Kartografi menyatukan tampilan/representasi dari dua fenomena
geografi yaitu, geografi nyata dan virtual.
3. Kartografi
Sebagai Suatu Sistem Komunikasi
Dalam kehidupan harian, manusia harus
berkomunikasi dan bermasyarakat. Boleh dikatakan seseorang itu tidak dapat
tinggal bersendirian tanpa berhubung antara satu dengan yang lain. Komunikasi
wujud di dalam beberapa hal. Seperti dalam kehidupan harian banyak contoh
contoh komunikasi yang boleh membantu kita memahami proses, definasi danjenis
komunikasi. Contoh alat pandang dengar iaitu radio dan televisyen adalah
merupakan salah satu cara komunikasi, jika mahu dihuraikan banyak lagi
conloh-contoh komunikasi yang boleh dipaparkan. Tetapi apa yang penting disini
kita ingin menghuraikan salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi dalam
pemetaan Adalah agak sukar untuk memberikan definasi dalam bagi peta kerana
terdapat berbagai jenis dan kegunaannya.
4.
Produk Kartografi
Produk
kartografi dapat diujudkan dalam berbagai bentuk. Adapun macam-macam produk
kartografi adalah sebagai berikut:
a. Sketsa adalah gambar keadaan suatu
wilayah sempit dalam bentuk garis besar dan memuat sedikit informasi. Faktor
kebenaran ukuran dan bentuk obyek tidak diutamakan.
b. Peta adalah gambaran suatu objek
tertentu pada bidang datar, yang digambar dengan memperhitungkan kebenaran
ukuran, kedudukan, proyeksi, dan arah mata angin (peta ini biasa disebut peta
garis).
c. Peta timbul atau peta relief adalah
gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, sehingga
bentuk-bentuk relief wilayah tersebut nampak.
d. Maket atau miniatur adalah gambaran
suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, yang biasanya berskala
besar dan menggambarkan daerah sempit serta kenampakannya detil dan
mirip dengan objek aslinya (padanya ditambahkan model-model objek yang ada sepeti:
rumah, pohon, mobil, dsb.
e. Atlas adalah buku yang berisi
peta-peta negara dan disertai diagram, gambar, data statistik, uraian
penjelasannya dan berwarna.
f. Peta digital dan atau Ortofoto,
yaitu peta hasil teknik penginderaan dari udara atau luar angkasa. Pada peta
digital/foto tidak terjadi seleksi objek karena semua kenampakkan di lapangan
yang tidak tertutup objek lain akan terekam. Dengan demiikian simbul peta juga
tidak dijumpai. Pada peta digital/foto sering ditambahkan keterangan nama-nama
jalan, nama kota atau nama tempat. Peta yang merupakan hasil teknik
penginderaan jauh dan belum dikoreksi kesalahannya disebut citra. Contoh: citra
satelit Multi Spektral Scanner (MSS), citra Thematic Mapper (TM), citra
inframerah thermal, citra Ikonos dan sebagainya.
g. Globe adalah gambaran wilayah
permukaan bumi dalam bentuk bola. Jadi globe bukan merupakan peta, tetapi
model dari bola bumi.
B. PETA
1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional
pola-pola permukaan bumi yang dilihat dari atas dan padanya ditambahkan
tulisan-tulisan untuk identifikasi.
Peta adalah: (a) alat ilmiah yang
tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan beberapa aplikasi teknik, (b)
suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale., 1965).
Peta adalah gambaran sebagian atau
seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang
datar dengan menggunakan skala tertentu.
Peta (map) berasal dari bahasa
Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain penutup meja. Pada awalnya peta
hanya menggambarkan kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi. Sejalan dengan
perkembangan dunia ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula untuk
menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak dan benda angkasa.
Peta adalah gambaran objek yang
diseleksi dan diperkecil, harus digambarkan pada bidang datar (kertas) dengan
proyeksi tertentu. Objek tersebut dapat berupa kenampakan atau data tentang
permukaan bumi atau benda angkasa. Dalam penggambaran, unsur-unsur digambarkan
dalam bentuk simbul-simbul. Ukuran objek diperkecil dengan menggunakan skala.
2.
Fungsi
dan Manfaat Peta
Peta
berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai:
a. Letak relatif suatu daerah terhadap
daerah lainnya di permukaan bumi. Letak dapat dibedakan seperti: letak astronomis,
letak geografis, dan letak administrasi.
b. Ukuran wilayah, misalnya: jarak
(panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk, volume tanah yang
harus digali, dan arah atau sudut.
c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu
daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bangunan, dan
sebagainya.
d. Sebagai alat bantu penelitian
lapangan, operasi militer, jelajah alam, dan sebagainya.
3. Konsep Pemetaan
Untuk dapat melakukan penggambaran
peta yang benar, harus diketahui terlebih dahulu konsep pemetaan. Konsep
pemetaan ialah bagaimana dapat menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan
bumi yang bentuknya melengkung itu ke bidang datar yang disebut peta dengan
mendekati kebenaran yaitu dengan distrosi sekecil-kecilnya. Untuk
penggambaran tersebut pasti dijumpai kesulitan, karena bidang asli yang akan
digambar (bola/globe) berbeda dengan bidang yang digunakan untuk menggambar
(kertas/peta). Bola bumi/globe merupakan bangun tiga dimensi, sedangkan
kertas/peta merupakan bangun dua dimensi. Ini dapat dibayangkan apabila
seseorang ingin mendatarkan kulit jeruk yang melengkung. Tanpa adanya kerutan
dan sobekan pada kulit jeruk itu, tidak akan mungkin diperoleh kulit jeruk yang
datar. Kerutan dan sobekan itulah yang menyebabkan terjadinya distorsi.
Distorsi yang timbul dalam proyeksi peta mungkin berupa distorsi jarak, sudut,
yang dapat mengakibatkan terjadinya distorsi luas, dan bentuk.
4.
Klasifikasi
Peta
Berdasarkan
jenis informasi yang dikandung, peta dapat dibedakan menjadi:
a. Peta Umum
1) Peta Topografi dan atau Peta Rupa bumi.
Peta topografi adalah peta yang isinya mengutamakan gambaran
kebenaran dari keadaan permukaan bumi. Kebenaran penggambarannya meliputi jenis
objek, lokasi, jarak, luas dan arah, demikian pula dengan peta rupabumi. Kedua
peta ini berisi bermacam-macam data yang digambarkan dalam satu lembar
tertentu. Data-data yang terdapat dalam peta topografi/rupabumi antara lain:
a)
grid
(lintang dan bujur)
b) pola aliran sungai (bila ada sungai
c) relief
d) nama-nama geografi
e) batas wilayah administrasi
(propinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan
f) bentuk perhubungan (jalan raya dan
rel kereta api
g) permukiman
h) data lain, misalnya hutan, rawa, sawah,
dan tanah kosong (bila ada)
2) Peta korografi, menggambarkan daerah
luas, negara, atau benua pada skala kecil (Atlas termasuk peta jenis ini).
3) Peta-peta dunia
b.
Peta
Tematik (peta khusus)
Peta
tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu.
Sebagai contoh adalah peta tanah, peta geologi, peta cpenggunaan lahan, peta
kepadatan penduduk, peta curah hujan dan lain-lain. Kenampakan objek lain pada
peta tematik hanya berfungsi menambah informasi, sehingga memudahkan si
pengguna dalam membaca peta tersebut. Saat ini peta-peta tematik banyak
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan praktis diberbagai bidang
pembangunan.
Salah
satu jenis peta tematik ialah peta teknis, yaitu peta yang bersifat teknis dan
digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan proyek pembangunan. Peta ini
merupakan peta yang berskala besar, lebih besar dibanding jenis peta lain.
Sebagai contoh adalah peta kontur, peta rencana jalan, peta pembangunan
perumahan, dan lain-lain.
5.
Simbol
Peta
Fungsi simbol pada peta adalah untuk
mengganti atau mewakili objek yang digambarkan pada peta. Dalam
penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan benar lokasinya. Simbol
peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar.
Simbol peta dapat diklasifikasikan menurut
bentuk dan sifatnya. Simbol menurut bentuknya terdiri dari simbol: titik, garis
dan luasan/area. Sedangkan menurut sifatnya, ada simbol kualitatif, dan ada
yang kuantitatif. Pemilihan bentuk dan sifat simbol yang dipilih
tergantung pada jenis data yang akan digambarkan pada peta. Data statistik
umumnya digambar dengan simbol kuantitatif (seperti pada peta-peta statistik).
Bagaimana
objek permukaan bumi digambarkan pada peta.
a. Objek digambarkan dengan simbol
tertentu.
b. Bentuk permukaan bumi digambarkan
dengan proyeksi peta.
c. Detil informasi objek ditentukan
oleh skala.
d. Jenis informasi digambarkan
berdasarkan tema
Dalam peta
rupabumi, objek permukaan bumi dikelompokkan atas:
Detil
1: Bangunan dan unsur buatan manusia
Detil
2: Infrastruktur Transportasi atau Perhubungan
Detil 3:
Topografi dan Relief
Detil 4:
Batas Administrasi baik alam maupun buatan
Detil 5:
Vegetasi (Penggunaan Lahan)
Detil 6:
Hidrografi atau unsur perairan
Detil 7:
Toponimi atau nama geografi
6.
Skala
Peta
Skala Peta adalah perbandingan
antara jarak di lapangan dengan jarak di peta. Sebagai contoh:
Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km. Pada
peta skala 1 : 100.000, maka jarak antara kedua kota tersebut adalah : 1 cm di
peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan, Maka 50 km di lapangan = 50 cm di
peta.
Berdasarkan skalanya peta dapat dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu:
a. Peta kadaster (peta teknis) yaitu
peta yang berskala > 1:5. 000
b. Peta skala besar, yaitu peta yang
berskala 1:5. 000 – 1:250. 000
c. Peta skala sedang, yaitu peta yang
berskala 1:250. 000 – 1:500. 000
d. Peta skala kecil, yaitu peta yang
berskala 1: 500. 000 – 1: 1. 000. 000
e. Peta geografis, yaitu peta yang
berskala < 1:1. 000. 000
Skala merupakan perbandingan jarak
tertentu pada peta dengan jarak itu di
lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan ukuran lebih kecil. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:
lapangan. Umumnya penempatan skala peta diletakan tepat di bawah judul peta dengan ukuran lebih kecil. Skala peta dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:
-
Skala
angka (numerical scale)
atau skala pecahan:
Contoh: Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km dilapangan)
Contoh: Skala 1 : 100.000 (artinya setiap 1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km dilapangan)
-
Skala
inch – mile
Contoh:
Skala 1 inch : 10 mile (artinya setiap 1 inch di peta mewakili 10 mile
atau 10 x 63.360 inch = 633.660 inch di lapangan).
-
Skala
grafis (graphic scale),
yaitu skala yang digambar dalam bentuk
garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.
Contoh: setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm mewakili jarak 1 km
garis yang dibagi dalam unit-unit yang sama panjang.
Contoh: setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm mewakili jarak 1 km
C.
PROYEKSI
PETA
Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami
distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk, sehingga keadaan asli permukaan bumi
tergambar sama persis dengan peta. Jarak di peta sama dengan jarak di
lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan
atau sama bentuk (conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau
sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal ini tidak akan dapat dipenuhi oleh
suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya dapat
dikurangi saja.
Proyeksi peta tidak lain adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar yang berupa peta.
Proyeksi peta tidak lain adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar yang berupa peta.
Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk
bola bumi/globe ke bidang datar yang disebut peta dengan distorsi sekecil
mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian depan, untuk mencapai ketiga syarat
ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu
syarat saja untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal yang tidak
mungkin. Yang mungkin dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya
untuk sebagian dari permukaan bumi. Suatu kompromi atau jalan tengah antara
syarat-syarat di atas bisa diambil, guna memungkinkan membuat kerangka peta
yang meliputi wilayah yang lebih luas.
1. Macam-macam Proyeksi Peta
Proyeksi
peta dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menurut Bidang Proyeksinya
1) Proyeksi Azimuthal/zenithal/planar
bila bidang proyeksinya berupa bidangdatar.
2) Proyeksi silinder bila bidang
proyeksinya berupa silinder atau tabung
3) Proyeksi kerucut bila bidang
proyeksinya berupa kerucut atau cone.
b. Menurut Posisi Bidang Proyeksinya
Terhadap Bola Bumi
1) Proyeksi tegak atau normal, jika
garis karakteristik bidang proyeksi berimpitdengan sumbu bola bumi.
2) Proyeksi melintang atau
transversal atau equatorial, bila garis karakteristik bidang proyeksi
berpotongan tegak lurus dengan umbu bola bumi.
3) Proyeksi oblique atau miring, bila
garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola
bumi.
c. Menurut Sifat Distorsinya
1)
Proyeksi
ekuidistan, bila jarak di permukaan bumi sama dengan jarak di peta menurut
skalanya.
2)
Proyeksi
konform, bila sudut/bentuk di permukaan bumi sama dengan bentuk di peta.
3)
Proyeksi
ekuivalen, bila luas di permukaan bumi sama dengan luas di peta setelah
diskalakan.
d. Menurut
Posisi Pusat Proyeksi
1)
Proyeksi
Gnomonis, bila pusat bola bumi merupakan pusat sumber proyeksi.
2)
Proyeksi
Stereografis, bila pusat sumber proyeksi terletak pada titik di permukaan bumi.
3)
Proyeksi
Ortografis, bila pusat sumber proyeksi berasal atau terletak di tempat yang
sangat jauh tidak terhingga sehingga garis-garis proyeksi dianggap sejajar.
2. Memilih Proyeksi Peta
Dalam memilih proyeksi peta harus
diperhatikan tujuan atau maksud pembuatan peta tersebut, serta unsur mana yang
sangat dituntut bagi kepentingan pemakai peta. Sebagai contoh:
a. Untuk keperluan pelayaran/navigasi:
harus dipilih proyeksi konform yang atau sama bentuk.
b. Untuk para ahli ekonomi, geografi,
untuk menggambarkan data statistik dan menunjukkan penyebaran: pilih proyeksi
ekuivalen/sama luas.
c. Untuk keperluan penerbangan yang
mementingkan kondisi jarak yang benar, haris dipilih proyeksi ekuidistan/sama
jarak.
d. Untuk mengetahui letak dan bentuk
daerah: misalnya letak Indonesia membujur di dekat equator, sebaiknya dipilih proyeksi
silinder. Letak Chili melintang searah dengan meridian dan terletak di hemisfera
selatan, dapat menggunakan proyeksi kerucut. Indonesia sekarang ini
penggambaran peta rupabumi menggunakan proyeksi Universal Transvers
Mercator (UTM).
3.
Proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM)
Proyeksi
Transverse Mercator merupakan proyeksi silinder berposisi ekuatorial/transvers,
sering disebut dengan proyeksi UTM.
a. Ciri-cirinya
1)
Bidang
proyeksinya silinder.
2)
Sumbu
silinder tegak lurus pada sumbu bumi.
3)
Bidang
silinder memotong bola bumi pada dua garis meredian dan garis-garis meredian
itu dinamakan meredian standar.
4)
Meredian
standar diproyeksikan sama jaraknya pada bidang silinder.
5)
Bola
bumi dibagi dalam zone-zone yang tiap zone lebarnya 6° dan dibatasi oleh meredian.
6)
Tiap
zone diproyeksikan pada satu bidang silinder.
7)
Ukuran
tiap zone adalah lebar 6° dan 8°.
8)
Wilayah
Indonesia terbagi dalam 9 zone/daerah/lembar.
b.
Keuntungan
1)
Sudut-sudut
pada permukaan bumi konform.
2)
Satu
bagian zone derajat dengan ukuran 6° x 8° sama dengan 665 km x 885 km
3)
Dapat
dipakai untuk pembuatan peta penerbangan.
c. Kerugian
1)
Karena pembesaran jarak dan konvergensi
meredian, maka unsur ini harus diperhatikan dalam perhitungan.
2)
Walaupun
satu bagian derajat meliputi daerah luas akan tetapi masih dibutuhkan
hitungan-hitungan pemindahan bagian derajat, jadi tidak praktis.
3)
Konvergensi
meredian pada jarak 15 km maksimum dapat mencapai lebih kurang 150 meter.
D. TATA KOORDINAT
1. Koordinat Pada Permukaan Bumi
Koordinat pada permukaan bumi
dinyatakan sebagai koordinat geografi yaitu besarnya sudut busur yang diukur
dari pusat bumi. Busur lingkaran-lingkaran yang digambar memotong ekuator dari
kutub ke kutub disebut meredian. Menurut kesepakatan internasional, meredian 0
atau meredian utama (prime meredian) ialah meredian yang melalui Royal
Observatory Greenwich, London.
Jarak lengkung di sebelah utara dan
selatan ekuator yang diukur sepanjang suatu meredian disebut lintang (latitude).
Busur 90 derajat antara ekuator dan kedua kutub ditandai dengan
lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan ekuator dan masing-masing sama jaraknya
dan lingkaran itu semakin kecil ke arah kutub, dan disebut garis-garis paralel.
Garis-garis meredian dan paralel itu merupakan sistem grid yang dipakai untuk
menentukan posisi tempat (titik) di permukaan bumi.
Berawal dari meredian utama
(Greenwich) ke arah timur sampai 180º dinamai bujur timur (BT). Dari meredian
utama (Greenwich) ke arah barat sampai 180º disebut bujur barat (BB), Sehubungan
dengan penggambaran peta, permukaan bumi dibedakan menjadi:
a. Bidang Permukaan Fisik Bumi Ialah
suatu bidang seperti kita lihat sehari-hari dengan bentuk yang tidak beraturan,
ada gunung, lembah, dan dataran.
b. Bidang Geoide Ialah suatu bidang
equipotensial dari gravitasi dengan bentuk tidak berarturan.
c. Bidang Ellipsoid (bidang Spheroid) Ialah
suatu bidang geometrik yang beraturan dan mirip bentuknya dengan bidang
geoide. Bidang ini dipilih sebagai bidang hitung yang merupakan bidang
perantara untuk memindahkan lengkungan bola bumi ke bidang peta dan
biasanya disebut sebagai bidang referensi/acuan.
2.
Koordinat
Peta
Sistem koordinat peta adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana
koordinat-koordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik atau obyek
pada sebuah peta.
Aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal (origin) beserta beberapa
sumbu-sumbu koordinat untuk mengukur jarak dan sudut untuk menghasilkan
koordinat. Sistem koordinat peta yang terkenal di dunia ini adalah
sistem koordinat geografis dan sistem koordinat UTM (Universal Transvers Mercator).
Sistem
koordinat geografis atau sering disebut dengan sistem koordinat geodetis ini
dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang membagi bumi menjadi dua bagian
irisan yaitu irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari
katulistiwa (equator), membesar ke arah kutub (utara maupun selatan) sedangkan
yang lain membujur mulai dari garis Greenwich (dekat dengan Inggris) membesar
ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat dibagi dalam derajat lintang 0°
sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara dan selatan
equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich.
Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik, misalnya
110°35’32”, dan seterusnya. Koordinat geografi digunakan sebagai referensi peta
dengan tujuan yang luas, tetapi biasanya hanya untuk pemetaan skala kecil (1 :
1.000.000 atau lebih kecil) dengan liputan daerah yang sangat luas. Koordinat
ini banyak digunakan untuk terapan operasional di udara ataupun perairan
seperti ditunjukkan pada semua chart (peta-peta navigasi).
DAFTAR PUSTAKA
Zhiddiq, Sulaiman. 2014. Mata Kuliah
Kartografi Dasar. Jurusan geografi FMIPA UNM. Makassar
http://fis.um.ac.id/rudi-geografi/2010/11/18/kartografi-dasar/
http://laminer10science.blogspot.com/2011/12/laplengkap-kartografi-dasar.html
http://www.e
dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=125&fname=geo103_10.htm
http://www.id-wikipedia.org